BABAGAN

Siapa saja yang penah pergi Langgam salah satu kecamatan di Pelalawan Provinsi Riau  dan melewati jalan yang tidak beraspal miliknya perusahaan RAPP, akan melihat dikiri kanan jalan rawa-rawa sejauh memandang yang ditumbuhi tumbuhan hijau yang oleh orang setempat disebut sikumpai.
Sikumpai kalau dilihat sepintas mirip lalang. Dengan demikian perjalanan ke desa langgam kita seperti melewati padang hilalang yang sangat luas.  Dibawah tumbuhan hijau itu adalah rawa-rawa, yang bisa menenggelamkan kita kalau kita masuk kedalamnya. Penduduk setempat mengatakan jika musim banjir jalanan yang kita lalui itu akan terendam air dan pemandanganpun berobah seperti lautan.
Di tengah bentangan tumbuhan sikumpai yang luas itu, di beberapa tempat nampak pondok-pondok kecil seperti pondok orang berladang. Tapi itu bukan pondok peladang, itulah BABAGAN.
Babagan adalah pondok nelayan darat yang memanfaatkan rawa-rawa yang luas itu untuk mencari ikan. Para nelayan itu meninggalkan rumah pada hari Jumat untuk mencari ikan. Selama mencari ikan mereka tinggal dipondok itu. Ikan yang mereka peroleh tiap hari sebagian  mereka asapi (salai) untuk menjadi ikan salai. Sebagian lagi mereka garami untuk menjadi ikan asin. Itulah kerja nelayan darat itu selama beberapa hari dalam seminggu.
Selasa sore para pencari ikan itu meninggalkan Babagan mereka dengan membawa hasil olahan ikan yang sudah mereka peroleh dan pulang kerumah. Pada hari Rabu adalah hari pasar di Langgam. Dan mereka menjual ikan yang mereka sudah mereka olah di Babagan tadi di pasar.

No comments:

Post a Comment